Photo by Nhu Nguyen on Unsplash |
Ditentukan oleh dua buah pilihan. Hanya
boleh memilih satu diantaranya. Mencetak bimbang dengan jelasnya. Mata menanar,
hati ingin keduanya. Tapi, terlalu tamak untuk memiliki keseluruhan. Egois jika
berhasrat seperti itu. Tapi,
keinginan tetap berseteru. Memburu rasa untuk segera terpuaskan, masih buta
untuk menetapkan.
Situasi
yang membuat pusing kepala. Jika dituruti, semuanya hendak dilakukan. Apalagi
selalu melihat orang-orang sekitar menggunakannya. Sudah berandai-andai, suatu
hari nanti ingin mengantongi benda itu. Membawanya ke sana dan ke sini. Bisa
berjalan sambil menggenggamnya, suatu alat yang cukup canggih dimasanya, juga
dapat dibawa kemanapun, dimanapun. Terpenting ada daya yang cukup untuk
menyalakannya.
Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan benda itu. Berfoto, berkirim pesan singkat,
menelepon. Yang paling disuka ialah, bisa mendengarkan radio. Alunan lagu-lagu
favorit merupakan asupan energi pemberi semangat, untuk melewati hari-hari. Ada
satu grup band kesukaan, yang tidak
pernah ketinggalan untuk didengar.
Kata-kata
yang terkias di dalamnya, menggambarkan perumpamaan yang luas. Selalu kagum
dengan lirik-lirik lagu, bermakna, mewakilkan isi kepala. Dan jika sulit untuk
bicara, maka kata yang akan tertulis. Bersajak, hanyut dalam untaiannya. Huruf
demi huruf, tergores manis dari ujung pena. Indah terukir, lembut terucap.
Benda
kecil namun, memiliki banyak fungsi. Bisa saling berkomunikasi, jika ada pulsa
terisi. Begitulah cara kerjanya. Dengan fitur-fitur tersebut, menjadi canggih
dimasanya, dan tentu saja banyak peminatnya. Berbondong-bondong orang-orang
ingin memiliki itu. Berbagai merek, saling menunjukkan kelebihan. Dan harga
yang menjadi teman untuk saling bersinggungan.
Istilah
yang terlontar ialah, tidak
gaul jika belum memiliki itu. Handphone sebuah perangkat
yang mulai menarik perhatian. Menjadi kebutuhan sekunder dikala itu. Memang
belum merata, namun, sudah cukup banyak yang punya. Terutama untuk anak yang
baru menginjak remaja, dimana rasa untuk mengikuti perkembangan zaman sangat
menggebu-gebu.
Teman-teman
sebaya, terlihat membawa handphone kemanapun beranjak. Sebenarnya ada, dan juga
sudah punya. Tapi keinginan belum terpuaskan. Ingin memiliki yang terbaru.
Milik yang lama belum bisa mendengarkan musik. Hanya dapat memutar radio. Namun,
bisa berfoto dengan kamera yang hanya berspesifikasi rendah. Mengambil gambar
seadanya.
Tapi
cukup manis penampilannya. Dengan warna kesukaan, yaitu biru. Bukan pekat
seperti laut, sedikit lebih terang, menyerupai langit. Ada aksesoris tambahan,
tergantung di bagian tepi. Layar memanjang tidak lebih dari sepanjang jari
kelingking. Lumayan ramping, pas jika dimasukkan ke dalam saku. Tapi, handphone
pada saat itu, sudah pasti tebal ukurannya.
Bersambung........
Wah kak Lusi pintar sekali merangkai kata😻
BalasHapus