Kamis, Oktober 31, 2019

Di Akhir Pertemuan

Photo by Ian Schneider on Unsplash
Kaki melangkahkan ke satu tujuan. Memusatkan perhatian, tertuju dan tak berpaling. Seluruh bumantara menjadi saksi ketika niat sudah terucap dalam hati. Terpatri dengan kuat, erat mengikat, agar tak mudah goyah bahkan jangan sampai terlepas. Apapun yang ditemui saat perjalanan nanti.

Proses pun dimulai. Meniti satu demi satu tahapan yang telah direncanakan. Menggebu-gebu saat permulaan. Mencoba segala sesuatu hal yang berhubungan dengan perencanaan. Mulai berangan-angan, keinginan akan mudah didapatkan. Kelak menjadi orang yang memiliki prestasi dan kebanggaan lainnya.

Namun, yang terjadi di dunia nyata tidak seindah hayalan. Satu persatu segala macam hal yang membuat halangan dan rintangan, dan menjadi beban pikiran pun bermunculan. Menyerah? Merupakan kata dan hasrat yang selalu mampir dengan rutin untuk singgah. Terutama disaat-saat sedang terpuruk. Situasi dan kondisi tidak mendukung untuk terus melaju.

Bahkan, seperti ada magnet yang menarik dengan kuat. Untuk selalu berdiam diri di tempat. Menghempas mimpi-mimpi yang telah disusun rapih. Membenam ke dalam rasa kemalasan yang kelam. Sempat tebersit untuk tidak meneruskan sama sekali. Berhenti merajut benang-benang angan, hingga tertusuk jarum hayalan.

Akan tetapi, cahaya sedikit demi sedikit berpendar. Sorot pandangan yang membias temaram, mulai tampak berpijar. Ketika ada niat maka ada jalan, begitulah kiranya pepatah yang sering terdengar. Terlalu lama memendam mimpi yang nyaris sirna. Kini telah bertemu dengan orang-orang yang sepaham, dan memiliki tujuan yang sama.

Kembali mengurai benang-benang kusut. Sungguh carut-marut. Perlahan-lahan, meluruskan sulamannya. Berada di lingkungan yang  sangat mendukung untuk sebuah kemajuan.  Perubahan pun dirasakan. Tadinya tidak tahu, menjadi tahu. Rasa acuh menjadi candu. Selalu tertagih untuk mempelajari hal-hal baru.

Pertemuan yang sangat menyenangkan. Ada sebuah lagu yang mengena di hati

Jalan ku hampa
Dan ku sentuh dia

Terasa hangat

Oh di dalam hati
Di ruang rindu
Kita bertemu

Perjumpaan kali ini bukan di ruang rindu. Namun, sebuah grup. Yang berisikan orang-orang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing. Saling bertukar informasi, memberikan dukungan, membantu dengan senang hati. Sungguh beruntung bertemu mereka. Bercerita banyak hal, tapi yang pasti materi menjadi penulis yang baik dan benar adalah pusat konsentrasi. Bernanung dalam satu perkumpulan, Tim Sapporo.



Sepekan lalu telah dilalui, sebulan telah dilewati. Kisah-kisah banyak terjadi. Mengharu biru. Bertemu, maka ada berpisah. Beberapa pergi meninggalkan, dan yang lain tetap berjalan melanjutkan. Saling menguatkan, agar tetap bersama dalam jalur pendakian. Kini, hampir mendekati puncak. Tinggal beberapa langkah lagi. Tersisa beberapa hari lagi.

Sudah berada di pekan ke delapan. Iya, ini tahap terakhir yang harus dijalani. Sedang berproses menyiapkan ujian akhir. Cukup menguras tenaga untuk menyelesaikannya, tapi ada hikmah dibaliknya. Bisa mengenal lebih banyak lagi peserta yang terlibat.

Pertemuan di grup ini, bukan hanya sekedar ruang berkomunikasi. Tapi adanya silahturahmi dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda. Berbagai macam karakter berkumpul, seluruh daerah di Nusantara menyatu. Jika pun berakhir, dan pasti akan berakhir. Namun, bukanlah perjumpaan yang hanya sekedar berkenalan. Bukan juga untuk mengisi chat yang hampa.

Tetapi, melalui grup ini. Telah membangkitkan semangat, mengingat kembali mimpi yang telah dilupakan. Telah menunjukkan bahwa luasnya dunia menulis, mempelajarinya tidak akan pernah habis. Terpenting dalam perjalanan ini, sudah berhasil menemukan jati diri.

Berakhirnya grup ini, bukanlah akhir dari perjalanan. Justru ini merupakan awal untuk kembali melanjutkan mimpi yang telah lama tertunda. Namun, terimakasih kepada seluruh teman-teman yang sudah banyak membantu. Hanya Allah Subhana wa Ta’ala yang dapat membalas. Semoga selalu dilindungi oleh-Nya, dirahmati dan selalu diberi petunjuk agar selalu memiliki ide-ide yang luar biasa untuk menulis. Aamiin.

Teruntuk Tim Sapporo

Teperdaya rasa untuk lupa
Rengkah raga dan cita bersama
Serentak mengumpulkan rasa kikuk
Malas pun turut meringkuk

Terhalang keraguan
Terhimpit kabut melenakan
Terjatuh dan terjebak
Hilang tak bertujuan

Samar-samar tapak-tapak terlihat
Mengikutinya
Menuju batas ruang dan waktu
Laung terdengar dan menyeru

Masuk ke dalam dimensi berbeda
Berbagai rupa berjumpa
Menyatu dengan asa yang sama

Ramai menyambut bersuka cita
Bak kawan lama yang baru bersua

Daun-daun tak lagi mengering
Ilalangtak lagi gersang

Kopi pahit tersaji
Namun manis dirasa dengan tawa
Mendendangkan angan bersama
Alunan seruling mengantarkan mimpi yang terlupakan

Gemulai jari melukis lagi
Lukisan mencandu dan menagih
Mencetak gemintang dengan jelas
Di angkasa yang luas

Tidak ada diksi yang bisa menggantikan
Tidak ada prosa yang bisa dapat menggambarkan
Deras tercurah kebahagiaan

Kelak bisa berjumpa lagi
Walau telah berganti ruang
Namun akan tetap dikenang

Sampai saat ini dan seterusnya akan terus melanjutkan perjalanan mengerjar mimpi. Proses tidak akan pernah berhenti. Masih banyak yang harus dipelajari. Tulisan ini dibuat untuk saling mengingatkan. Apapun yang sedang diusahakan, maka teruslah lanjutkan. Ketika sudah berusaha dan berdo’a, namun menemui titik buntu. Percayalah, akan ada orang-orang baik yang akan menuntun untuk memberi petunjuk arah.

Ketika sudah berniat, maka semesta akan mendukung. Sebagai perwujudan dari upaya dan do’a yang telah terkabulkan. Tidak ada yang sia-sia, tergantung darimana sudut pandang melihatnya.

Sebelumnya
Selanjutnya

6 komentar:

  1. Terharu ketika puisi itu ditujukan kepada "Tim" . kok Sedih ya. duh, baper gue

    BalasHapus
  2. Duh, akutuuu suka baper kalau baca kek gini ������

    Makasih untuk tulisannya, Mbak Lusi ❤❤❤

    BalasHapus
  3. Masha Allah tulisannya kak💜
    Terima kasih kak tulisannya, senang bergabung di tim Sapporo😃

    BalasHapus
  4. Kak Lusi meletakkan bawang ya di sini :((

    Anw, terima kasih atas tulisannya, Kaaak

    BalasHapus
  5. Wah... bikin baper deh nih penulisnya... 😭

    Membacanya bikin perasaan campur aduk. Ada kesedihan yang menjalari sudut hati, ketika menyadari dalam hitungan hari kebersamaan kita di 'Sapporo' akan bertemu ujung.

    Namun, di sisi lain, ada rasa bangga menyadari bahwa kalian semua sungguh luar biasa, telah melewati tantangan demi tantangan, yang andai saya dalam posisi itu, belum tentu sanggup melampauinya...

    Sudah sejauh ini, sudah hampir sampai di titik tuju, semoga langkah kita semua tidak hanya terhenti sampai di sini...

    Selamat berjuang kawan, semoga diberi kemudahan dan kemampuan untuk menuntaskan tantangan hingga garis akhir.

    Kalian luar biasa!!!
    I'm so proud of you, gengs...


    Mungkin kelak 'rindu' yang akan menggantikan 'temu'.

    Ya, walau raga tak saling menyapa, namun nostalgia antara kita akan tetap menetap dalam sudut jiwa.

    Semoga 'perpisahan' tidak menjadi penghalang bagi kita semua untuk tetap 'terkoneksi'.

    Semangat!

    (Maaf kebawa suasana.... 🙈)

    BalasHapus