Senin, Maret 30, 2020

Hadiah Dari Teman Untuk Teman


Walaupun dari sejak tujuh tahun silam sudah memiliki blog, namun, aktif menulis sejak Maret 2019. Dan makin sering menulis, ketika ikutan ODOP (One Day One Post). Sungguh, komunitas ini menghasilkan efek samping.

Saya benar-benar tidak menyangka. Akan berdampak sangat besar. Apa efeknya? Bagi pemula seperti saya, justru sangat butuh efek samping ini. Ketagihan. Iya, itu yang bisa diberikan ODOP bagi para penulis.

Bukan hanya itu, bisa berteman dengan banyak orang melalui pesan daring (Dalam Jaringan). Dari pangkalnya Indonesia, hingga ke ujung. Saling berbagi ilmu, pengalaman, candaan, dan lain-lain. Menyenangkan? Pasti…

Awalnya masuk ke dalam Tim Sapporo. Pije-pije kece, selalu mengingatkan kalo ada yang belum menulis dalam sehari. Karena memang ada tugas untuk memposting di blog setiap hari dikala itu. Juga, kalau ada anggota tim yang ketinggalan pelatihan online, dengan senang hati akan membantu mencarikan materi.

Biasanya sih, saya yang suka tidak mengikuti kelas. Hehehe, jangan ditiru yaa.. Setelah dua bulan masa pra ODOP telah selesai pada bulan November tahun lalu. Meninggalkan banyak kenangan, suka duka. Salah satunya ketika bingung mau menulis apa. Pada masa-masa itu, saling memberi ide masukan untuk bahan tulisan.

Sekarang ini mengikuti tim baru, yaitu ODOP Blogger Squad. Memang sudah lama punya blog, tapi pengetahuannya benar-benar minim. Dan itupun pernah vakum selama beberapa tahun. Mengenai tata letak, tulisan yang bagus, cara menaikkan statik, dan lain-lain. Apapun tentang Blog, tidak ada yang bisa diketahui.

Nah, Alhamdulillah. Bisa bertemu dengan teman-teman yang seTim saat ini. Pije-pije kece juga tetap ada yang hadir mengawal dan membimbing ke jalan yang benar. Menambah ilmu baru lagi, dan lingkungan orang-orang yang kece.

Saling berbagi info perlombaan seputar Blogging, menata Blog biar rapih dan terlihat kece. Diawal-awal kita seTim pernah dapat promo berbayar untuk konten Blog, benar-benar tidak menyangka bisa mendapatkannya.

Dan, baru-baru ini, saya terharu bisa dipilih oleh teman-teman ODOP Blogger Squad atas Liebster Award. Padahal Blog ku ini hanya kumpulan cerita dari kehidupan sehari-hari, dan yang pastinya milik teman-teman di ODOP Blogger Squad lebih bagus dan kece.

Terimakasih banyak kepada Bang Ibrahim dan Mba Rindang, untuk Liebster Awardnya. Benar kata pepatah, “semakin banyak silahturahmi semakin banyak rezeki”. Bukan hanya semata-mata bentuk materi. Tetapi, dengan adanya teman bisa saling membantu, mengingatkan jika ada kesalahan yang diperbuat, mendukung hal-hal yang ingin dicapai. Itu juga termasuk rezeki yang tidak terkira.

Dengan bergabung dengan ODOP Blogger Squad adalah salah satu, pintu rezeki yang Allah Subhana Wa Ta’Ala berikan. Teman-teman se-passion, selalu mendukung dalam hal tulis-menulis. Memiliki minat yang sama di dunia perBloggingan, membuat kita semua menjadi semakin akrab, Aamiin.

Menjawab Tantangan Liebster Award

Saya sebut begitu karena beberapa pertanyaannya cukup sulit untuk dijawab. Dan karena ada dua orang yang memberika Liebster Award ke saya, akan dijawab sekaligus tidak apa-apa yaa.. Jawabannya akan digabung menjadi satu. Semoga berkenan…

1. Mending mana, dicintai atau mencintai? Alasannya apa?
Saya pilih dicintai, karena sudah pernah merasakan yang namanya patah hati. Bukan trauma, tapi lain kali akan memberikan hati ke benar-benar hati yang tepat.

2. Diantara kertas-gunting-batu, kamu yang mana? Kenapa?
Kertas, semenjak SD saya suka membuat perahu dari kertas. Dan bisa dibentuk menjadi yang lain.

3. Siapa nama Penulis yang jadi contoh atau teladan buat kamu?
Sebenarnya saya lebih menyukai menonton film. Karena dari situ ada suara, gambar, dan alurnya bisa mudah untuk dicerna. Makanya, penulis tidak banyak yang saya kenal. Hanya satu yaitu Marchella FP. Bukunya Nanti Kita Cerita Hari Ini, ini juga belum dibaca. Awalnya mengikuti dari akun Instagram. 

Langsung suka dengan kata-katanya, sederhana, tapi menggambarkan suasana hati. Alhamdulillah sudah menonton filmya, dan memang sangat bagus. Sekadar informasi, tokoh yang paling disuka disitu adalah Aurora.

4. Dari 10 sahabat Rasululloh Saw yang dijamin masuk syurga, kamu pengen neladani yang mana?
Umar Bin Khattab. Karena tegas, pemberani, tapi berhati lembut.

 5. Apakah kamu suka travelling? Jika suka mengapa, jika tidak mengapa?
Sangat suka. Bisa kunjungin tempat-tempat baru, bertemu orang banyak, macam-macam kebiasaan. Seru.

6. Tempat apa yang paling berkesan bagimu saat travelling, kenapa?
Pergi liburan Ke Pulau Pandang, Batu Bara, Sumatera Utara. Berkesan sekali karena, pertama kalinya pergi berlibur sendirian dari rumah dan bisa ke pantai. Walalupun ada rombongan tapi hanya satu orang yang dikenal. Dan seperti jawaban di atas, justru itu yang disuka, dapat teman baru.

7. Sebutkan 7 benda yang harus kamu bawa saat travelling!
Handphone, dompet, perlengkapan sholat, pengisi daya, botol air minum, camilan, pakaian.

Tantangan selajutnya, 7 Fakta Mengenai Saya

1. Pendiam, kalau bertemu dengan orang baru dikenal.

2. Suka jalan-jalan. Walaupun introvert, saya sangat suka bepergian. Menambah pengalaman dan wawasan salah satu manfaat yang didapat.

3. Suka puisi, tapi malas baca buku. Lebih suka menonton film, ada visualnya. Lirik lagulah yang menjadi sumber inspirasi.

4. Keras kepala tapi juga masih bisa diajak bicara. Namun, lebih teguh dengan pendirian.

5. Menyukai warna biru. Terlihat lebih sejuk dan nyaman dikenakan dalam bentuk pakaian, atau meihat pemandangan.

6. Kopi adalah minuman favorit. Karena ada asam lambung, tidak bisa sering-sering meminumnya.

7. Cita-cita ingin jadi penulis dan programmer. Dari kecil suka puisi dan dunia komputerisasi, semoga tercapai, Aamiin.

Alhamdulillah, sudah terjawab dari pertanyaan Liebster Awardnya. Untuk teman-teman yang lain, bisa juga ikutan. Tadinya juga aku bingung cara merespon dari Liebster Award ini, setelah bertanya dengan teman-teman di ODOP Blogger Squad, dan membaca dari postingan mereka sudah bisa terjawab sekarang. Caranya bagi yang berkenan untuk mengikuti, yaitu :

1. Ucapan terimakasih kepada teman yang menominasikan Blog kalian yang telah menerima tantangan Liebster Award. Link dari mereka jangan lupa untuk dicantumin.

2. Sertakan logo Liebstar Award di dalam postingan.

3. Tuliskan 7 fakta diri tentang kamu.

4. Seperti yang di atas, jawab tantangan yang diberikan

5. Berikan 7 pertanyaan kepada teman-teman yang lain, untuk dinominasikan berikutnya.

6. Liebster artinya tersayang. Pilih 7 teman Blogger yang tersayang, lalu cantumkan link Blognya.

7. Jangan lupa diberitahu, kalau mereka dinominasikan dalam Liebster Award. Dan bisa melanjutkan tantangan ini.

8. Tata cara ini harus disertakan biar Liebster Award, agar dapat tersampaikan dengan baik dan benar.

Tahap Terakhir

Saya sudah menjawab pertanyaan-pertanyan yang diberikan, nah sekarang mau balik memberikan keseruan ini kepada teman-teman yang lain. Dan mereka adalah :


Pertanyaan Tantangan Liebster Award

1. Mulai menulis (literasi) sejak kapan?

2. Kenapa memilih untuk menjadi penulis?

3. Kegemaran yang lain, selain menulis?

4. Buku kesukaan?

5. Pilih mana antara menulis buku? Atau menulis Blog?

6. Kalau hujan turun, pilih pakai jas hujan atau payung?

7.  Makanan kesukaan disaat sedang badmood?

Sekian postingan hari ini, semoga ada manfaat yang bisa diambil. Sampai jumpa ditulisan berikutnya, Wassalam.



Senin, Maret 16, 2020

Virus Jingga

Photo by Utsman Media on Unsplash

Penularannya bisa terjadi di mana saja dan dengan waktu-waktu yang tidak menentu. Bisa hari ini berjumpa, walau hanya sebentar berinteraksi. Sekedar berbicara mengenai kehidupan sehari-hari, duduk bersama sambil ada segelas kopi di sudut meja.

Atau bahkan sebuah perjumpaan tanpa adanya perbincangan. Secara sengaja atau tidak melakukan aktifitas di tempat yang sama. Entah itu berolahraga, bersekolah, menaiki kendaraan umum bersama, berada di satu gedung yang juga sama.

Tanpa ada pengenalan sebelumnya, tetap bisa menjalar dan menyerang. Jika sudah terkena akan sulit untuk disembuhkan. Bisa-bisa ahli medis manapun tidak dapat menanggulanginya. Berhati-hati memang harus, namun siapa yang bisa menduga kejadian yang tidak terduga.

Walaupun menginginkan hal lain, tetapi takdir suka berjalan sendiri. Sama sekali menebaknya akan menjadi hal sia-sia, pun tidak perlu. Namun, bukan berarti seperti pepatah “Biarkan Mengalir Seperti Air”. Ada yang bilang biarkan saja takdir yang menentukan, kita hanya punya tugas menjalankan. Berpasrah hanya akan menjadi pilihan terakhir saat segala upaya sudah diambang akhir.

Sebuah perkara ilusi, namun bisa menggetarkan raga hingga ke hati. Atmanya melayang dikala sudah terkena virus memabukkan. Rasa yang dapat membuat lupa diri, terhanyut dengan kebahagian tersendiri.

Disaat hasrat tidak turut tersampaikan, maka akan membelenggu dengan erat. Menyesakkan dada mendatangkan kegelisahan. Virus ini sungguh membahayakan, pasien yang terjangkit akan menunjukkan gejala bermacam rupa.

Terkadang bisa menjadi orang pintar sedunia, atau bahkan sebaliknya. Sudah diberi tahu macam-macam, akan tetap tenggelam dengan pikiran yang tidak berpengetahuan. Kehebohan mendadak tercipta dikala hati menceritakan virus yang menyerangnya. Rasa bahagia menjadi satu-satunya teman setia di dalam asa.

Kenapa Bisa?

Bingung mencari jawaban, si pasien yang terjangkit juga tidak akan tahu asal mula ia terkena virus itu. Setiap ditanya hanya bisa tersenyum berseri-seri di wajahnya. Tanpa sadar tertawa sendiri, seperti ada hal lucu yang selalu menggelitik hati.

Kalangan apapun benar-benar bisa terkena virus ini. Tidak memandang usia muda maupun tua, kaya atau tidak berpunya. Ingat yang sangat jenius sekalipun dapat lupa akan dirinya. Segalanya bisa dicurahkan, harta dan nyawa. Akan diberikan secara sukarela.

Tersangkut duri yang tajam tidak akan terasa sakit sama sekali. Semua terasa indah dengan alunan nada CINTA. Virus yang dapat menyerang siapa saja, tidak pernah memilih pasien untuk ditularkan. Bergulung dengan ribuan pertanyaan tetap tidak akan menemukan jawaban.

Salah satu efek samping yang turut dirasakan ialah berhentinya waktu. Ingin menghentikan jarum yang berdetak agar tidak dapat menjalankan masa. Ada perasaan takut yang teramat sangat agar tidak ditinggal, dikecewakan, tidak dipedulikan.

Virus ini akan menimbulkan perasaan saling memiliki. Akan ada rasa untuk marah dan kecewa jika tidak menjadi sosok yang diprioritaskan. Antar orang tua kepada anaknya, virus bernama Cinta ini akan hadir tanpa diundang. Akan saling menjaga antara satu dengan yang lain.

Pasangan yang sudah menikah juga sama. Terikat dengan kata Halal, menjadi modal dalam menjalani hari-hari. Bahkan setiap waktu virus ini akan terus tumbuh. Tidak perlu repot-repot mengusir pergi bahkan biarkan saja virus itu bersemayam, akan lebih baik begitu.

Apakah Ada Obatnya?

Tergantung seperti yang lain juga akan ada penyembuhannya, jika terus ingin mencari. Walaupun ahli medis akan sulit untuk mendapatkan solusinya. Karena terkadang dalam kasus virus ini yang paling menyakitkan adalah sebuah kehilangan.

Kepergian yang tidak kembali, akan memupuk rindu di hati. Sulit, dan berat dijalani. Serasa senja di setiap waktu, setiap langit jingga berharap dapat bertemu. Penawarnya hanya sebuah perjumpaan, namun jika sudah takdir memisahkan, segala daya apapun tidak akan berkuasa.

Tanamkan ikhlas erat-erat di dada. Perlahan bangkit dan berjalan, jika masih tertatih tidak mengapa. Walau hanya selangkah juga tidak masalah. Karena hidup terus akan berputar, dan virus itupun tidak akan pernah hilang akan tetap ada menemani.

Disetiap kejadian pasti ada hikmahnya, tetap melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri juga orang lain. Virus tersebut bisa menjadi penyemangat dan perubahan positif jika menanggulangi dan menghadapinya dengan hal-hal yang baik dan benar.

Minggu, Maret 08, 2020

Pagi Terakhir (Akhir)

Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash
Tiga malam beruturut-turut diadakannya sebuah pengajian. Semua yang dikenal datang dan memberikan do’a terbaik baginya. Masih seperti mimpi, duduk termangu, banyak hal yang menjadi pengganggu. Apa iya? Berharapnya tidak. Namun, itu yang kini sedang berlaku.

Sudah letih menangis, berhari-hari sanak saudara silih berganti datang mengunjungi. Memberi semangat kiranya, tabah, sabar, dan ikhlas. Berkali-kali kata itu terus terucap, telinga mendengarnya dengan seksama, tetapi hati yang tidak mau berkompromi. Apalagi akal yang masih saja menolak, Apa iya? Berharapnya tidak.

Baskara dengan angkuh tetap hadir, perlahan-lahan naik ke atas. Panas menyengat mulai terasa seiring jam yang berlalu. Angin pun sibuk bergemuruh dengan halus.  Mengingatkan hari yang sudah kesekian telah pergi tinggalkan. Ketika semakin condong ke barat, akan ramai suara anak-anak pulang ke rumah. Masih ada rasa menunggu sosok yang ditunggu, walaupun tahu itu hanya kabut berbalut rindu.

Almanak terus memanggil sebuah tugas yang telah ditinggal beberapa tanggal. Esok sudah harus kembali ke kehidupan. Apa iya? Berharapnya tidak. Waktu rasanya turut mati, tapi bagi yang hidup tetap harus melalui. Bumi akan terus berputar pada porosnya, menjadi patokan perubahan pagi yang tidak akan terus bertahan. Menuju siang yang juga akan berakhir dengan petang.

Ada beberapa perut yang tetap harus diisi agar tetap kenyang. Maka kewajiban harus tetap dilaksanakan. Sedihnya hati harus dibenam sedalam-dalamnya. Bukan perkara kuat atau tidak, tetapi kesanggupanlah yang menjadi patokan. Terlalu meratapi juga tidak baik. Walau tertatih tetap harus berjalan.

Perih jangan ditanya
Rasa  terkoyak lebar menganga
Sudah ribuan kata penyemangat diingat
Namun langkah tetap saja berat
Tangis tetap saja menjerat

Apa Iya? Berharapnya Tidak.

Lembayung hari ini sudah berhasil dijejaki. Dengan dijejal segala proses sulit tiap menitya. Sungguh hebat, bagi mereka yang sedang patah namun tetap bisa melangkah. Iya, masih ada senyum dan tawa esok hari, segalanya di dunia ini sudah ada porsinya masing-masing. 

Untuk peristiwa yang tidak pernah diduga, berharap tidak. Akan tetapi tetap terjadi, peristiwa yang membawa pikiran hanyut jauh ke dasar rasa, berteman dengan cahaya yang temaram.

Rasa itu sungguh betah berlama-lama. Mungkin karena yang punya badan enggan menyuruhnya pergi, karena tidak tahu jenis obat apa yang bisa menyembuhkan. Selera pun tidak dengan makanan kesukaan. Hambar tidak berasa, pahit hanya sekedar.

Namun, itu tidak berarti bagi Sang Ayah. Beban kesedihannya sama seperti yang lain, bahkan bisa lebih porsi yang dirasakannya. Sebenarnya ia ingin teriak sekuat-kuatnya, menangis meronta-ronta hendak hantinya. Akan tetapi diam menjadi pilihan, karena sadar menjadi sosok yang terkuat sungguh sangat dibutuhkan untuk momen itu.

Belum lagi kewajibannya menafkahi tetap harus dijalani. Kesedihannya ia batasi, tidak diperlihatkan, tidak diperdengarkan. Kembali merapikan barang perlengkapan pekerjaan. Bekal makanan dan pakaian seragam telah rapi dikenakan. Bersiap-siap untuk melanjutkan pekerjaan, rutinitas wajib untuk dilakukan.

Langganan yang biasa berjumpa pun heran melihatnya. Baru beberapa hari ditinggal pergi oleh anak kesayangan, sudah lanjut bekerja hari ini. Mencoba menghibur dengan satu atau dua kata yang mengajak bercanda. Namun, hanya senyum tipis yang bisa dibalas.

Ingin berlama-lama di rumah dan akan lebih baik bersama dengan keluarga yang masih tersisa. Namun, justru itu mereka yang di rumah harus dikuatkan dengan tindakan, salah satunya dengan melihat kepala rumah tangga sudah bisa aktif bekerja.


(Ini merupakan kisah nyata, beberapa pekan lalu ada saudara yang kehilangan anak bungsunya. Meninggal saat perjalanan menuju sekolah. Dan, Sang Ayah beberapa hari kemudian, walaupun sedih dirasa sudah harus pergi bekerja mencari nafkah).

Semoga pesannya dapat tersampikan, dan selamat membaca. Baca cerita awalnya di Pagi Terakhir (1)