Selasa, September 17, 2019

Hanya Keinginan

Photo by Element5 Digital on Unsplash

Setelah selesai mengerjakan ujian akhir nasional, hal pertama yang terpikirkan ialah “Apakah berhasil lulus ujiannya?”, “Nanti mau lanjut ke sekolah yang mana?”, banyak yang menjadi tanda tanya untuk mempersiapkan masa depan kelak. Jika berhasil lulus maka akan merayakannya dengan teman-teman seperti tradisi yang masih dilakukan hingga kini. Yaitu mencoret-coret baju seragam. Padahal itu perbuatan yang mubazir jika dilakukan.

Untuk menyemangati anak-anaknya yang memasuki sekolah, para orang tua juga selalu membelikan perlengkapan yang baru. Seragam baru, tas baru, buku & alat tulis, semuanya serba baru. Wajibkah hal itu? Tentu tidak. Jika masih ada perlengkapan yang lama dan layak pakai lebih baik digunakan. Kalo keadaannya memang tidak memungkinkan untuk dipakai kembali, boleh untuk menggantinya dengan yang baru. Itulah yang disebut dengan kebutuhan, karena kita memang sangat perlu untuk menggunakan hal tersebut.

Kebanyakan orang-orang hanya menuruti keinginan dari hatinya. Tanpa berpikir panjang apakah hal itu benar-benar dibutuhkan atau tidak. Dalam Islam disebut Gharizah Baqa, yaitu rasa atau keinginan yang tak wajib untuk dipenuhi. Jika tidak terlaksana keinginan tersebut hanya mendatangkan perasaan gelisah, cemas, dan lain-lain. Karena tidak melulu keinginan harus terpenuhi.

Namun, memang begitulah kebiasaan yang lumrah terjadi. Perlengkapan sekolah ingin yang baru, ingin melanjutkan ke sekolah yang diinginkan. Tradisi mencoret-coret seragam. Bagaimana dengan saudara kita yang berada di belahan dunia lain? Atau masih bertetangga dengan lingkungan di sekitar rumah kita. Apakah mereka merasakan hal yang sama? Apakah mereka bisa melakukan hal yang sama?

Tidak. Banyak orang-orang di sekitar kita yang masih sangat membutuhkan uluran bantuan kita. Jangan kan untuk dicoret-coret, sepasang baju seragam pun tak punya, jangan kan memikirkan untuk melanjutkan sekolah, bisa makan saat ini saja sudah sangat bersyukur. Apalagi membeli tas dan sepatu baru barang kali itu sudah menjadi hal mewah yang sangat diidamkan. Terbesit keinginan di dalam hati bagi anak-anak yang tak mampu untuk dapat bangun pagi, bersiap-siap ke sekolah dengan memakai baju seragam yang rapi, rambut disisir ke samping, menyandang tas dipundak.

Bagi anak-anak pada umumnya pasti itu hal yang biasa dilakukan. Namun, tidak bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu. Apalagi adanya anak-anak yang hidup bebas di jalanan, mereka harus sampai putus sekolah.

Mari! Mulai sekarang ubah kebiasaan kita. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. buatlah daftar hal-hal yang benar-benar kita butuhkan bukan inginkan. Sisihkan rezeki yang kita dapat dari Allah untuk bersedekah. Jangan takut untuk memberi, jika dilakukan dengan ikhlas maka Allah akan menggantinya dengan berkali-kali lipat dengan cara yang tidak diduga dan disangka. Daripada membeli barang yang tidak dibutuhkan, uangnya lebih baik ditabung. Menabung juga merupakan investasi masa depan. Hemat pangkal kaya.

Sebelumnya
Selanjutnya

0 komentar: