Photo by LoboStudio Hamburg on Unsplash |
Sudah pagi sedari tadi
Namun mentari tak menampakkan diri
Bukan karena malu
Namun terlalu pekat asap
Hingga tak terlihat
Sudah pagi sedari tadi
Langkah kecil beriringan
Menaruh harap di atas awan
Kini menyibukkan diri
Menahan nafas yang dimiliki
Sudah pagi sedari tadi
Riuh suara kendaraan berlalu
Tak nampak jarak pandang tempuh
Tak tahu kemana membawa diri
Sudah pagi sedari tadi
Tak henti meminta pertolongan diri
Mari merubah diri
Meminta kepada sang Ilahi
Harap bencana segera berhenti
Udara segar hanya harapan
Langit biru berubah tak karuan
Terlihat kusam
Bahkan menghitam
Sudah pagi sedari tadi
BalasHapusNamun kalbu masih enggan mengakui
Bahwa ada ingkar yang tak kunjung disudahi
Makasih untuk puisinya Kak Lusi, suka puisinya.
Terimakasih juga udh ngunjungin blog saya
HapusSudah pagi sedari tadi
BalasHapuskamis manis tapi kopi tetap saja pahit
sudah pagi sedari tadi
terkikis hati, raga ikutan sakit
Mesti dibanyakin gula ni
Hapussedih.. semoga lekas turun hujan
BalasHapusAamiin
Hapussemangat yaa unt karya berikytnya
BalasHapusOk mba
Hapus