Rabu, September 18, 2019

Keabadian

Photo by Álvaro Serrano on Unsplash

Menulis bukan hanya mengutarakan isi pikiran atau isi hati, banyak yang menjadikan karya tulis sebagai media untuk curhatan hati. Iya, memang benar, kata-kata bisa mewakili perasaan dan pikiran yang mungkin sulit untuk dibicarakan. Mengutarakan kegelisahan, kegundahan, apa pun yang dirasakan. Ada istilah dengan musik kita bisa menyampaikan makna terdalam dari diri, namun dengan tulisan hal itu juga bisa dilakukan.

Namun, dengan tulisan banyak pesan yang bisa tersampaikan. Sebuah karya dapat tergantung bagaimana tujuan ia dibuat. Pada masa perjuangan memerdekakan Indonesia, para wartawan, sastrawan banyak yang membuat karya-karya terbaik untuk membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia. Bukan hanya itu, karya mereka selalu memberikan informasi terbaru tentang keadaan penjajahan masa itu. Media cetak merupakan hal yang penting untuk selalu dibaca. Pada masa itu dengan tulisan kita bisa semangat berjuang untuk merdeka.

Para penulis bisa berjuang melalui tulisan.  Selain untuk membangkitkan semangat, dengan bahasa yang santun banyak karya-karya yang diciptakan oleh para penulis, seperti puisi, novel, cerita pendek dan lain-lain. Karya tersebut bisa bertemakan kampung halaman, romansa cinta, lika-liku kehidupan dan masih banyak lagi yang sampai saat ini, karya-karya itu masih bisa kita nikmati, bahkan sampai  kapan pun karya akan tetap abadi.

Namun, bagaimana dengan sekarang? Sekarang sudah merdeka media cetak sudah kurang diminati, khususnya kalangan anak-anak muda. Dengan adanya smartphone, sangat mudah untuk mengakses informasi apa pun yang ingin dicari. Apakah dengan itu para penulis berhenti menulis? Tidak, justru dengan adanya teknologi canggih ini kita akan semakin mudah untuk berkarya. Banyak media-media elektronik yang saat ini bisa menjadi wadah untuk menulis karya. Anak-anak muda dulunya punya sebuah akun blog sebagai media curhatan hati. Di blog tersebut dapat menulis cerita-cerita buatan sendiri lalu mempostingnya ke internet. Nah, kegiatan tersebut sudah merupakan proses pembuatan karya tulis. Saat ini contohnya saja akun sosial media, kita bisa menulis status singkat dan dibaca oleh banyak orang.

Banyak akun-akun sosial media dan aplikasi yang memposting karya tulisan berupa puisi, cerita-cerita pendek. Dengan adanya kemudahan dalam mengakses informasi maka ini merupakan peluang yang sangat besar untuk menulis sebuah karya yang bermanfaat dan mudah untuk diterima oleh banyak orang. Sewaktu masih sekolah dasar, guru-guru sering memberikan tugas untuk menulis cerita selama liburan. Hal ini merupakan kegiatan yang menyenangkan dan mudah untuk dilakukan. Lalu para murid akan dengan bangga membacakan hasil tulisannya di depan kelas, dan teman-temannya akan senang mendengarkan. Dengan mendengar kisah liburan itu, akan merasakan seperti mendapatkan pengalaman yang baru. Karena akan membayangkan tempat-tempat dan kejadian selama liburan. Atau membuat puisi untuk orang tua, walaupun dengan kalimat yang sederhana, namun sungguh mengharukan jika dibuat dengan tulus oleh seorang anak kecil.

Sejak kecil kita sudah terlatih untuk menulis. Jadi, menulis bukanlah hal yang sulit. Karena menulis merupakan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Menulis tidak perlu harus dengan kata-kata yang rumit, justru akan sulit dipahami oleh pembaca. Dapat dimulai dengan kalimat yang sangat sederhana, karena pada hakikatnya tujuan menulis ialah menyampaikan pesan  untuk diri sendiri ataupun orang lain. Apapun yang kita pikirkan kita bisa menjadikannya sebuah karya tulisan, tetapi tetap harus dalam hal kebaikan.

Begitu banyak manfaat yang bisa didapat dalam menulis, kita bisa memperjuangkan hal-hal kebenaran, menyampaikan pendapat, menyampaikan isi hati, dan lain-lain. Kehidupan di bumi ini tidak ada yang abadi. Namun, kita bisa mengabadikan nama seseorang atau diri kita sendiri dengan sebuah karya, yaitu menulis. Mari menulis, mari berkarya, menggemparkan dunia dengan sebuah tulisan.

Sebelumnya
Selanjutnya