Sabtu, September 14, 2019

Printer

Photo by Bank Phrom on Unsplash

“Bang Jo, bang”, seseorang memanggil dari luar rumah sambil terus mengetuk pintu. Namun, yang sedari tadi dipanggil tidak ada sahutan, pintu rumah pun urung dibuka. Karena lelah orang itu pun mulai beranjak pergi dengan rasa kecewa. Orang-orang sering datang ke rumah Bang Jo untuk dimintai bantuannya. Karena Bang Jo memiliki sebuah komputer dan alat pencetak yang juga bisa menyalin berkas. Bang Jo juga cukup mahir  membuat desain kartu undangan. Dia memang tidak pernah meletakkan pamflet usaha di depan rumahnya, namun para tetangga dan teman-temannya selalu berkunjung jika memerlukan jasanya.

Seringnya ia bangun kesiangan karena banyak pesanan kartu undangan yang ia terima, mengakibatkan ia sampai harus begadang di malam hari. Jika menemuinya di pagi hari pasti akan kecewa karena pasti ia masih terlelap tidur. Atau terkadang ia sibuk memperbaiki printer tua miliknya yang sering macet tak mengeluarkan tinta saat proses mencetak.

Maklum saja printer itu sudah lama ia gunakan, kurang lebih 5 tahun. Ia tak berniat untuk menggantinya, selagi masih bisa menyala ia akan akan tetap memakainya. Jika rusak ia akan perbaiki sendiri walaupun terkadang tangan dan pakaiannya basah terkena cairan tinta.

Tulalit... tulalit...tulalit, bunyi alarm yang sudah diatur sebelumnya untuk membangunkan setiap pukul 10 pagi. “oii, masih ngantuk kali tapi hari ini banyak orang mau ngambil pesanan”, kata Bang Jo. Ia pun segera bangun dan mandi, tidak lupa menggosok gigi. Selesai mandi ia membuka pintu rumahnya agar orang-orang bisa datang berkunjung. Setelah semua dirasa sudah beres ia membeli sarapan kesukaannya yaitu lontong soto di sebuah warung yang berada tepat di depan rumahnya.

Sambil menyantap makanan, ia melihat ada yang datang menuju rumahnya. Menggunakan sepeda motor, dan pengendara itu memakai jaket bertuliskan “Ngantar Expres”.  “Mungkin ini kurir yang mau ngantar pesanan online ku”, kata Bang Jo.

Sesampainya di halaman rumah Bang Jo orang itu langsung memakirkan sepeda motornya dan berjalan ke depan pintu rumah,”Permisi, apa benar ini rumah Bpk. Paijo?”, tanya orang tersebut, “Ia benar, saya sendiri”, jawab Bang Jo. Ternyata benar orang tersebut adalah kurir yang ingin mengantar paket yang seminggu lalu dipesan oleh Bang Jo melalui pembelian online. “Saya mau mengantar paket, dan tolong ditandatangani sebagai bukti menerima kiriman”, kata kurir tersebut sambil memberikan paket tersebut dan kertas untuk ditandatangani oleh Bang Jo.

Setelah menandatangani kertas itu Bang Jo lekas kembali ke dalam rumah dan membuka kotak itu dengan rasa tidak sabar. Seminggu ia menunggu paket kiriman yang isinya sangat ia inginkan yaitu sebuah panci memasak yang berhasil ia beli dengan diskon 20%. Dia sungguh senang sekali, dengan hobinya memasak ia akan menggunakan panci itu untuk membuat kue dari resep yang telah ia racik sendiri.

Dia pun langsung meletakkan panci memasak itu di dapur dan lekas kembali ke meja belajarnya yang berada di ruang tamu.

“Assalamu’alaikum Bang Jo, tadi pagi aku udah kemari tapi pintunya nggk dibuka”, ucap Yanto. “Oiya maaf ya yan tadi masih tidur, abis begedang lagi, ayok masuk mau ambil pesanan kan?”, sahut Bang Jo.

“Iya bang, udah siapkan bang?”tanya Yanto.
“Udah ni kartu undangannya”, jawab Bang Jo sambil memberikan bungkusan plastik berisikan kartu undangan yang telah selesai dicetak. Setelah memberikan sisa uang pembayaran Yanto pun segera pamit meninggalkan rumah Bang Jo. Lalu Bang Jo melanjutkan kegiatannya seperti biasa.

Sebelumnya
Selanjutnya

0 komentar: