Kamis, Januari 09, 2020

Hambatan Dalam Menulis Dan Solusi Mengatasinya


Photo by Nick Morrison on Unsplash

Terkadang pemikiran itu datang dengan berantai yang tidak berputus. 
Sambung dan menyambung hingga tidak berujung. Semisal batang kayu, mengeraskan urat-urat saraf. Hingga mata tak bergeming menatap layar berukuran inci. Tidur pun jauh di ujung harap. Takut terbuang sia-sia. Ide yang ada di kepala
Ketika melakukan kegiatan yang sangat disukai, bisa bertahan selama berjam-jam dalam menyelesaikannya. Bahkan waktu akan berputar dengan cepat. Terasa hanya sebentar. Padahal, jarum detik sudah berputar pada porosnya hingga menjadi hitungan menit dan seterusnya. Menekuni hobi tidaklah salah, justru itu bagus. Memberikan pemikiran positif, energi yang baik, menghasilkan hasil akhir yang menyenangkan hati juga manfaat bagi diri sendiri dan orang banyak.

Menulis kini semakin diminati. Caranya mudah, hasilnya juga cukup memuaskan. Generasi milenial masa kini, sudah semakin kreatif dalam membuat karya tulisan. Namun, peminat dalam bidang kepnulisan bukan hanya anak-anak muda. Ibu rumah tangga, pekerja, dan lain-lain. Dapat menjangkau segala kalangan.

Mengisi waktu luang saat jam istirahat sekolah bisa  dimanfaatkan untuk menulis. Ketika pekerjaan di kantor telah selesai, daripada melakukan hal-hal percuma. Seperti menstalking akun mantan yang telah bahagia dengan yang lain, lebih baik gunakan waktu yang ada untuk membuat sebuah karya. Cerita dari pengalaman pribadi juga dapat dibagi. Tapi, konten tulisan tetap harus yang baik dan benar yaa. Agar para pembaca juga merasa nyaman ketika menikmati kata demi kata yang ditulis.

Menulis memang mudah. Dimanapun tempat dan kapan saja bisa dilakukan. Bersama teman atau desiran angin kesendirian dengan secangkir kopi yang tersedia. Manis atau pahit, tergantung selera masing-masing. Akan tetapi, ketika sudah berniat ingin menjadi penulis, hendaknya membuat sebuah komitmen untuk terus menjaga niat tersebut. Agar sebuah karya tidak berhenti di tengah-tengah prosesnya.

Nah, ini yang terkadang menjadi kendala bagi sebagian penulis. Ada masa-masa dimana semangat menulis sangat menggebu-gebu. Semangat membara, tidak padam walau ada halangan dan rintangan yang menjadi beban pikiran. Iya, segala hambatan yang berada di luar diri akan sekuat tenaga untuk ditaklukkan. Apa saja itu?

Masalah-masalah eksternal yang kerap hadir, cukup mengganggu. Namun tetap bisa diatasi. Yaitu kendala-kendala yang bukan berasal dari dalam diri. Masalah ini biasanya berupa peralatan atau perlengkapan yang tidak memadai untuk melakukan kegiatan menulis, yuk segera kita bahas.

1. Ketidak Tersediaan Laptop/PC

Kendala awal yang biasanya terjadi ketika ingin menulis, namun belum memiliki peralatan tersebut. Menggunakan laptop/pc memang sangat membantu, dengan layar monitor yang cukup luas, bisa meneliti jika ada tanda baca atau ejaan yang kurang tepat. Juga dapat lebih cepat mengetik, karena papan ketik yang digunakan sangat lengkap dalam menampilkan huruf-huruf. Namun, jika tidak memiliki tidak perlu bersedih. Solusi pertama ialah kini, telepon pintar sudah memiliki banyak aplikasi untuk membantu menyelesaikan tulisan. Sedikit risiko yang dirasakan ialah jari jemari akan sangat pegal, terutama ibu jari.

Dan yang kedua, dapat meminjam milik teman, saudara, atau tetangga. Ingat yaa, yang dilakukan ini “meminjam”. Berarti harus meminta izin terlebih dahulu kepada pemiliknya, dan harus mengembalikan sesuai waktu yang telah dijanjijakan. Atau segera kembalikan jika pekerjaan yang dilakukan sudah selesai. Seperti sedia kala, tanpa ada yang rusak, bertambah atau berkurang bentuknya.

2. Listrik Padam

Saat sedang asyik menulis tiba-tiba listrik padam. Jika menggunakan komputer, maka akan langsung terhenti. Karena tidak ada daya yang dapat menyalakannya. Laptop atau telepon pintar pun ada masa untuk mengisi ulang kembali baterai yang akan terus berkurang ketika terus digunakan. Hal ini memang kurang menyenangkan. Tapi biasanya, pemadaman listrik tidak merata, hanya di beberapa wilayah. Segera hubungi kenalan yang dimiliki, wilayah tempat tinggal yang tidak sama bisa dimintai bantuan. Listrik yang menyala di tempat tersebut dapat digunakan untuk melanjutkan kegiatan menulis.

3. Terlalu Ramai

Suasana yang berisik sangat mengganggu. Ketika menulis haruslah fokus dan konsentrasi. Maka carilah tempat yang membuat nyaman. Biasanya di pinggir taman, atau cafe yang tenang bisa menimbulkan ide-ide yang bagus dan luar biasa. Perpustakaan juga tempat favorit untuk menulis, selain itu bisa sambil membaca buku-buku sebagai referensi bahan tulisan.

Jika ada kendala eksternal maka pasti ada pula internal. Untuk masalah ini akan lebih sulit diatasi, karena berasal dari diri sendiri. Segala yang ada di dalam maka hanya pemiliknyalah yang bisa merubahnya. Kendala-kendala ini bisa mencakup banyak hal, namun diantaranya adalah :

Photo by Lesly Juarez on Unsplash

1. Merasa Tidak Percaya Diri

Ini menjadi permasalahan awal yang terjadi. Ketika ada pemikiran, bahwa tulisan yang telah dibuat tidak akan layak dibaca oleh banyak orang. Merasa tidak pantas untuk mempublikasikan karyanya. Hal ini harus segera dihilangkan, carilah teman atau komunitas dengan minat yang sama. Jika bertemu dengan orang-orang yang sepahaman maka dapat membangun kepercayaan diri. Semangat akan muncul, karena adanya lingkungan yang mendukung.

2. Nulis Tentang Apa Ya?

Nah, pertanyaan itu kerap terlontar untuk diri sendiri. Ingin menulis, tapi bingung menentukan tema yang akan dijadikan karya. Mulailah dari hal sederhana, jika suka makan dapat menulis rekomendasi tempat atau jenis makanan yang ada di daerah setempat. Atau berwisata kie wilayah-wilayah yang mengagumkan. Dengan begitu pembaca bisa mendapat informasi seputar hal-hal unik yang terjadi di kota-kota yang belum pernah didatangi.

3. Kehabisan Ide

Hampir sama dengan poin kedua, namun bedanya ketika kita sudah mendapat tema dari karya yang akan ditulis, saat di tengah proses berkarya ide tiba-tiba mentok. Hal ini sangat penting untuk menjaga komitmen dalam menulis. Agar senantiasa konsisten dalam menghasilkan tulisan. Akan tetapi, jika ide mendadak mentok, akan langsung timbul rasa malas, dan bahkan enggan melanjutkan. Untuk itu, perlu adanya penyegaran pikiran. Hal-hal kecil yang mudah dilakukan namun besar dampaknya. Seperti makan dan minum yang disukai, pergi keliling kota bersama teman, membaca buku atau komik, berolahraga dan lain-lain.

Komitmen menulis harus tetap terjaga. Konsisten dalam berkarya akan memberi dampak yang luar biasa. Menyehatkan pikiran, energi positif akan mengalir dalam tubuh melalui tulisan-tulisan yang memiliki manfaat. Informasi yang tersaji akan dapat membantu banyak orang. Dan semoga dari karya yang dihasilkan menjadi ladang pahala hingga dapat mengantarkan diri ke surga nanti. Aamiin.

Sebelumnya
Selanjutnya

0 komentar: