Photo by Sebastián León Prado on Unsplash |
Tergopoh-gopoh
berjalan
Membekas
hasrat
Lekat terpaut,
terajut
Bersama nyata,
bimbang tak berujung
Bukan maksud
ingin bertele-tele dengan tujuan hidup. Namun, yang terjadi ialah antara
keinginan dan kenyataan sering bertolak belakang. Saling bersinggungan. Adanya
impian ingin diwujudkan, maunya menjadi pilot, penulis terkenal, bersekolah
atau kuliah di tempat yang terkenal, guru, pengusaha, penyiar radio, menikah
dengan pendamping yang diinginkan, dan lain sebagainya. Banyak yang ingin
dicapai, seperti kata pepatah “Gantungkan
mimpi setinggi-tingginya”.
Sama sekali
tidak ada yang salah dengan hal itu. Akan tetapi, bagaimana dan apakah mampu
mempertahankan mimpi tersebut? Proses yang akan dilalui pasti panjang dan
melelahkan. Menuju arah yang diharap untuk menjadi akhir dari tujuan. Bebatuan
yang keras dan cadas. Setiap kalimat yang akan keluar dari pembicaraan
mematahkan semangat.
Sebagian akan
memberi semangat dengan tulus. Akan terus mendukung setiap langkah bertapak,
sesulit apapun keadaan tetap ada mendampingi juga menggembirakan dikala hati
kesusahan. Yang lain? Entah apa yang ada di dalam pikiran, tapi pasti ada
ucapan yang menyakitkan. Orang-orang dengan aura gelap, menebarkan patah
semangat.
Mereka mencoba
mengajak berpikir secara nyata “Harus
realita” menurutnya. Jika mengikuti perkataan-perkataan itu, maka tidak
dapat dipungkiri hati dan pikiran akan segera berpaling dari mimpi. Terbias akibat
ketiadaan dukungan.
Bertemu dengan
suatu kondisi kerap hadir dan sangat mengusik, yaitu kekurangan atau bahkan sama
sekali tidak memiliki biaya. Setiap hal mencapainya akan membutuhkan
pengeluaran keuangan walaupun sedikit. Ini, menjadi momok menakutkan. Belum
berupaya maka akan langsung menyerah jika menyangkut biaya.
Lalu, Apakah Akan Menyerah?
Photo by Thomas Stephan on Unsplash |
Tarik napas lalu segera hembuskan. Rasakan setiap desiran angin yang menyentuh pori-pori kulit. Perlu untuk mengistirahatkan pikiran. Terlalu tegang urat-urat saraf, kaku sekujur tubuh, terlalu banyak coretan. Penuh dengan segala hayalan, omongan yang tidak berkepentingan, juga kekhawatiran.
Berikan jeda
sementara untuk melanjutkan langkah. Beberapa waktu dibutuhkan, bukan
selamanya. Hanya sejenak untuk mendinginkan isi kepala dan pikiran. Sudah
terlalu kusut ketakutan yang terajut. Butuh udara segara, agar dapat membenahi
kembali apa yang menjadi impian. Banyak yang menjadi rintangan, akan tidak
mudah, berkelok-kelok arahnya.
Namun, janganlah
menyerah. Ingat, ketika hati sudah berniat maka semesta akan turut membantu.
Buatlah daftar rencana apa yang akan dilkakukan, mulai dari yang terkecil,
termudah, terjangkau. Tidak perlu melakukan hal besar di awal, jika itu bisa
menguras tenaga dan pikiran. Santai, begitulah kira-kira. Jangan langsung memaksakan
kegiatan yang tidak bisa dilakukan.
Kerjakan
semampunya terlebih dahulu. Sedikit demi sedikit lama-lama akan mencapai bukit.
Sepanjang jalan akan bertemu orang-orang yang baik hati, sedia membantu tanpa
pamrih. Adanya keberuntungan juga tidak dapat dipungkiri. Namun doa dan kerja
keraslah yang akan mengantar hingga ke puncak. Tetap pertahankan impian.
Ketika mengalami
masa-masa sulit, jangan sungkan untuk meminta bantuan dengan teman atau
kerabat. Mungkin dari hal itu akan menemukan jalan baru yang tadinya sudah
buntu. Maka, perbanyaklah silaturahmi. Cari dan temukan lingkungan yang
sepahaman, ini sangat penting. Untuk saling menjaga kekonsistenan niat dan
langkah.
Maka, impian jangan
dilepas apalagi terlupa. Impian ialah salah satu adegan dalam kehidupan. Siapapun
dapat menjadi tokoh utamanya. Setiap orang bisa mengambil peran untuk menjadi
apa dan siapa dalam kehidupannya. Akan
banyak pemeran yang lain untuk mendukung demi terwujudnya sebuah cerita cita. Selamat
bermimpi dan meraihnya!
Halo Kak Lusi! Suka banget deh, sama postingannya! Tata bahasanya halus dan santai, entah kenapa kebayang yang bicara itu seseorang yang anggun dan positif hahaha.
BalasHapusTapi saya mau memberi masukan, kak. Untuk bagian "Akan tetapi, bagaimana dan apakah mampu mempertahankan mimpi tersebut?" menurut saya lebih enak kalau kalimatnya menjadi "Mampukah dan bagaimanakah cara untuk mempertahankan mimpi tersebut?". Itu saja sih, hehehe.
Terima kasih atas tulisannya, Kak! I enjoyed it~
siip..terimakasih masukannya mba..
HapusBerarti blognya motivasi yah mba. Semangat mbak
BalasHapusTulisan motivasi ... Cukup membangkitkan.
BalasHapusAku suka.
Semangaaaat
BalasHapusMotivasi yang bagus,..sangat menginspirasi
BalasHapusSetiap orang berhak bermimpi dan mewujudkan mimpi itu. Hanya yang mau berusaha dengan keras disertai doa tulus ikhlas menjalani yang akan berhasil. Terimakasih untuk postingan yang bermanfaat ^^
BalasHapusMaka tiap orang harus tahu batas realistis dan optimis. Supaya tahu Tuhan juga punya kemauan sendiri.
BalasHapusKalau setiap angan2 kemudian jadi nyata, dimana cerita kehidupannya ? Mana seru hidup ini kalau semua mulus jalannya ??
Rahayu 🙏
Keren ... terima kasih atas tulisannya, Mbak :) bermanfaat sekali
BalasHapusMasyaAllah. Tulisannya membuat berfikir dan akhirnya memahami. Sangat memotivasi, Mba...
BalasHapusWaah... motivasi, kerasa banget di kalimat tak ada dukungan😭, kekurangan uang.
BalasHapusBiarkan semesta bekerja, kita berusaha..
😊 terima kasih tulisanya kak
Ish... keren
BalasHapusYang penting PD aja,yak.
BalasHapusNamun, janganlah menyerah. Ingat, ketika hati sudah berniat maka semesta akan turut membantu. Jadi inget pembahasan Law of Attraction dibukunya Ippho Sentosa>
BalasHapusMantab Kak Lusi
Keren tulisannya. Mengalir seperti air. Thanks mbak
BalasHapusTapi kadang aku capek bermimpi. Karena kalau mimpinya ketinggian lalu jatuh, itu sakit banget. Mendingan gak mimpi yang tinggi sekalian deh, kalau jatuh gak sakit-sakit amat. Setuju banget dengan komen diatas, manusia harus tau batas realistis dan optimis.
BalasHapusMakasih sharingnya kak lusi, bagus, memotivasi
BalasHapusNah, aku juga suka bacaan motivasi. Dari ippho, Hermawan Kartajaya, Stephen covey juga..katanya agar mimpi tercapai yang penting visualisasikan, susun target dan tetaplah konsisten bekerja keras
BalasHapus